Bukti-bukti Tentang Kebenaran Ajaran Kristen (Oleh: Paulus Teguh Kurniawan)
Kita semua seringkali menganggap bahwa agama itu relatif. Bahwa agama itu bukan masalah benar atau tidak, melainkan cocok atau tidak. Memang ini pendapat yang wajar, sebab agama adalah kepercayaan, tidak bisa kita buktikan. Namun, setidaknya di antara semua agama, kristiani mempunyai banyak alasan yang dapat menjadi bukti bahwa di antara semua agama, kristen lah yang benar. Dalam artikel ini, penulis akan mencoba menjelaskannya, dengan menggunakan alkitab sebagai landasan. Semoga artikel ini bisa berguna bagi kerajaan Allah.
1. Doktrin Allah Tritunggal
Berbeda dengan agama-agama lainnya, kekristenan mempunyai konsep yang paling berbeda mengenai kepribadian Allah. Kekristenan mengajarkan bahwa Allah terdiri dari 3 pribadi, 1 hakikat. Doktrin ini seringkali membuat orang merasa aneh dengan ajaran kristen, dan ujung-ujungnya menganggap bahwa agama kristen salah. Namun sesungguhnya, justru doktrin ini bisa menjadi bukti tentang kebenaran ajaran kristen. Sebelum adanya agama kristen, semua orang berpikir bahwa, Allah itu 1 pribadi, 1 hakikat. Dan pemikiran tersebut yang menjadi salah satu dasar bagi sebagian besar agama lain. Sementara itu, kita semua tahu bahwa semua agama di bumi ini, diajarkan oleh manusia, yang dianggap mengetahui kebenaran Allah. Contohnya, islam diajarkan oleh muhammad, budha diajarkan oleh sidharta. Kristen? Diajarkan oleh Yesus, namun kita sebagai orang kristen, tentunya mengimani bahwa ajaran Yesus ini berasal dari Allah sendiri, sedangkan agama lain hanya berasal dari hasil pemikiran manusia sendiri. Bukti bahwa ajaran kristen ini berasal dari Allah bisa dilihat dalam doktrin Allah tritunggal ini. Seandainya ajaran kristen itu berasal dari hasil pemikiran manusia, tidak mungkin ajaran kristen mempunyai konsep bahwa Allah itu terdiri dari 3 pribadi, 1 hakikat. Seandainya ajaran kristen itu berasal dari hasil pemikiran manusia, tentunya kristen pasti mengajarkan bahwa Allah itu terdiri dari 1 pribadi, 1 hakikat. Namun ternyata, kekristenan mempunyai konsep yang sangat berbeda seperti ini, bahkan terkesan tidak masuk akal, ini membuktikan bahwa kekristenan memang berasal dari Allah sendiri. Seandainya Yesus bermaksud menciptakan agama berdasarkan hasil pemikirannya sendiri, tentunya Yesus akan menciptakan konsep yang lebih masuk akal mengenai Allah, yaitu bahwa Allah itu 1 pribadi, 1 hakikat. Selain itu, doktrin Allah tritunggal ini, tidak akan bisa dipahami sepenuhnya, ini di luar jangkauan pemikiran kita. Bukankah ini sesuai dengan fakta bahwa Allah itu tidak akan bisa kita pahami? Karena itu, justru konsep bahwa Allah itu 1 pribadi 1 hakikat, tidak sesuai dengan Allah yang sesungguhnya, sebab Allah yang sesungguhnya itu tidak mungkin bisa dipahami, baik kekuasaan-Nya maupun kepribadian-Nya.
2. Konsep Kasih Karunia Allah
Saya terlebih dahulu akan menjelaskan tentang apakah kasih karunia itu. Kasih karunia adalah kebalikan dari kasih bersyarat. Jika dalam konsep kasih bersyarat kita diajarkan untuk melakukan syarat-syarat tertentu supaya mendapat kasih, dalam kasih karunia sebaliknya: kita bisa mendapat kasih tanpa melakukan apa-apa. Kasih karunia inilah inti dari ajaran kristen. Ajaran kristen mengajarkan bahwa kita semua adalah manusia berdosa, dan kita sebenarnya hanya menjadi noda bagi Allah. Namun Allah tetap sangat mengasihi kita, walaupun kita tidak punya apapun yang membuat kita layak dikasihi. Allah bahkan rela menebus dosa-dosa manusia, semuanya demi manusia-manusia berdosa. Bukankah ini sangat indah? Ya, namun lagi-lagi, konsep ini sering membuat orang beragama lain bingung. Orang-orang beragama lain seringkali mengatakan, itu terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Benarkah demikian? Tidak. Justru, hal ini terlalu indah, jadi PASTI benar. Kok bisa? Ya, serupa dengan poin pertama. Konsep kasih karunia Allah ini terkesan tidak masuk akal, jadi pasti bukan hasil pemikiran manusia. Sejak awal mula konsep tentang Allah muncul di peradaban manusia, semua konsep mengatakan, bahwa Allah itu bagaikan “manusia super”, yang tidak mungkin bisa sebegitu mengasihi ciptaan-Nya. Lalu kemudian, setelah sejarah bangsa Israel di perjanjian lama, muncul konsep yang lebih baik dan masih masuk akal, yaitu bahwa Allah mau mengasihi manusia, asalkan manusia mau berbuat baik dan mengasihi Allah. Kekristenan mengajarkan lebih jauh lagi, sampai di luar logika manusia. Apa mungkin Allah, Sang Mahakuasa dan Pencipta segala sesuatu, sampai rela menderita, menanggung penghinaan, siksaan, kematian, hanya demi manusia berdosa, yang konon hanyalah merupakan debu tanah? Tidak masuk akal. Namun sekali lagi, inilah bukti kebenaran ajaran kristen. Jika memang ajaran kristen itu berasal dari manusia, tidak mungkin Yesus menciptakan konsep yang tidak masuk akal seperti ini. Kecuali jika memang seperti itulah kebenarannya, yaitu bahwa Allah mempunyai kasih karunia. Seorang yang skeptik mungkin akan menyindir ,”berarti kita cukup percaya pada penebusan Yesus saja, lalu kita tinggal berbuat sesukanya, toh kita tetap selamat.”. Sebenarnya ini bisa dijawab dengan mudah, yaitu bahwa: Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada penebusan Yesus, tidak mungkin berpikir seperti itu. Jika ada orang yang berpikir seperti itu namun mengklaim dirinya percaya pada penebusan Yesus, maka orang tersebut bukannya percaya, melainkan sedang berkhayal. Inilah yang sering disalahpahami orang. Agustinus pernah mengatakan, “kasihilah Allah, lalu berbuatlah sesukamu”. Berarti kita boleh membunuh, mencuri, dsb, asalkan mengasihi Allah? Tidak. Yang benar adalah, jika kita benar-benar mengasihi Allah, maka kita akan berusaha berbuat hal-hal yang memuliakan Allah.
3. Kesaksian para rasul
Kita bisa melihat bahwa dalam sejarah, ke-11 rasul yang menyaksikan tanda-tanda, kematian, dan kebangkitan Yesus, semuanya rela menderita sampai mati (kecuali Yohanes) demi mempertahankan keyakinan mereka. Seandainya ajaran kristen ini hanyalah karangan para murid, atau karangan Yesus, apa mungkin mereka bersedia bertindak sampai sejauh itu? Sejarah di alkitab memperlihatkan bahwa ke-11 murid justru bukanlah tipe orang yang pemberani, atau gampang dibohongi. Ke-11 murid semuanya lari meninggalkan Yesus di taman getsemani, sedangkan Simon Petrus menyangkal Yesus 3 kali. Tomas begitu skeptik, sampai tetap tidak mau mempercayai kebangkitan Yesus, meskipun teman-temannya sudah bersaksi tentang itu, kecuali jika dia sudah meraba sendiri bekas luka Yesus. Akhirnya? Mereka semua tidak pernah sekali pun merasa ragu-ragu atas apa yang mereka percayai. Mereka semua-kecuali Yohanes-mati sebagai martir. Jangan lupa dengan kesaksian Paulus. Paulus yang merupakan pembunuh orang kristen, begitu drastis mengalami perubahan, sampai-sampai rela mati demi mempertahankan imannya. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal mengenai hal ini adalah apa yang mereka percayai memang merupakan kebenaran.
4. Sudut pandang kekristenan terhadap dosa.
Saya awali poin ini dengan kata-kata dari Philip Yancey, “kekristenan mempunyai sudut pandang paling realistis terhadap dosa.”
Berbeda dengan semua agama lain, di mana kita diajarkan untuk sebisa mungkin berbuat baik dan berbakti pada Allah supaya kita selamat. Ajaran seperti itu cenderung membuat kita jadi berbuat baik dengan pamrih, yaitu supaya kita selamat. Kekristenan bekerja dari arah sebaliknya: Kita harus mempercayai bahwa kita sudah pasti selamat, maka karena itulah kita berbuat baik, untuk membalas perbuatan Allah. Ajaran ini tidak akan membuat kita merasa pamrih dalam berbuat baik. Selain itu, kekristenan juga mempunyai sudut pandang yang lain terhadap dosa. Di agama lain kita diajarkan untuk berbuat baik sebisa mungkin, kekristenan justru mengajarkan bahwa kita sudah jatuh dalam dosa, sehingga kita sudah rusak total. Kita akan serba salah. Kita tidak akan mampu untuk membuat keadaan kita lebih baik, karena kita sudah jatuh dalam dosa. Karena itulah, kita membutuhkan penebusan Kristus supaya kita bisa menjadi lebih baik. Pertama, kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa kita sudah jatuh dalam dosa dan tidak berdaya sama sekali, lalu dengan rendah hati memohon pertolongan Allah, yang sudah menebus dosa kita melalui Yesus Kristus. Jika kita dengan kekuatan kita sendiri berusaha berbuat baik, itu akan sia-sia saja. Fakta sejarah sudah membuktikan bahwa manusia jadi selalu serba salah. Kita membuat internet, namun ternyata riset menunjukkan bahwa situs yang paling banyak dikunjungi adalah situs porno. Kita mengadakan penelitian fisika, namun ternyata justru bom atom untuk membunuh manusia yang kita ciptakan. Usaha untuk membuat diri kita lebih baik tanpa pertolongan Tuhan juga sudah terbukti sia-sia. Dalam usaha untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, uni soviet dengan paham komunisnya menghancurkan 98% gereja, membunuh 42.000 imam. uni soviet mengadakan pencucian otak besar-besaran, membuat kelaparan untuk menewaskan jutaan orang. Namun hasilnya? 70% pernikahan di sana berakhir dengan perceraian, dan rata-rata wanita menjalani 4 aborsi. Saat terjadi bencana alam, pemerintah sulit memotivasi warga untuk ikut berbuat baik pada sesama. Kecanduan alkohol merajalela. Dan di saat seperti inilah, kekristenan justru berhasil. Setelah masa lalu yang kelam, para warga semakin menyadari pentingnya agama, khususnya kristiani. Hasil riset baru-baru ini menunjukkan bahwa 61% warga rusia menyatakan dirinya adalah orang kristiani. Kekristenan justru bisa bertumbuh di tengah-tengah kesulitan.
Sudut pandang kristen terhadap dosa juga sudah terbukti berhasil dalam mengatasi kegagalan manusia. Bagi para pecandu alkohol dan pecandu lainnya di amrik, pendekatan 12 langkah sangat sukses dalam menghilangkan kecanduan itu. Pendekatan ini cukup kuno, namun para psikiater, ahli farmakologi, dll, tidak sanggup meningkatkan program rohani ini, yang dirancang oleh beberapa umat kristiani pecandu alkohol 60 tahun yang lalu, dengan menggunakan dasar kekristenan. Sang pecandu harus terlebih dahulu mengakui ketidakberdayaannya, lalu menyerahkan diri pada Kuasa Yang Lebih Tinggi yang tidak kelihatan. Berikutnya, membiarkan Allah berkarya dalam kehidupan mereka. Bill Wilson, salah 1 pendirinya, mengatakan “Betapa beruntungnya kita, memahami demikian baik, paradoks ilahi bahwa kekuatan itu timbul dari kelemahan, bahwa keterhinaan itu mendahului kebangkitan kembali, bahwa kepedihan itu bukan saja harganya melainkan juga batu landasan kelahiran kembali secara rohani. Kembali pada poin kedua, Inti dari agama kristiani adalah konsep yang sangat tidak alami, yang disebut kasih karunia, yang berarti bahwa kita tidak mungkin berbuat apapun untuk mengkompensasikan dosa-dosa kita. Allah sendirilah yang sudah membayar penaltinya, dan kita tinggal menerimanya saja, dengan mempercayakan kesembuhan kepada-Nya. Kasih karunia adalah karunia cuma-cuma dari Allah, dan pertobatan adalah jalan untuk mengaksesnya.
Penutup
Demikianlah semua bukti yang saya ketahui. Bukti-bukti ini, tidak bisa menjadi bukti konkret tentang kebenaran kristen. Namun saya rasa bukti-bukti ini lebih dari cukup untuk menjadi alasan pada kebenaran kristen, sekaligus untuk tidak lagu berpatokan pada pikiran bahwa agama itu relatif. Sebab, kebenaran Allah itu absolut. Dan perlu saya jelaskan bahwa saya membuat artikel ini adalah untuk membantu teman-teman seiman dalam menggeluti iman mereka, sehingga saya harapkan artikel ini tidak dianggap sebagai “ajakan perang” untuk umat yang beragama lain. Soli Deo Gloria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar